عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا، وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَال،َ وَكَثْرَةَ السُّؤَال،ِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallah bersabda : Sesungguhnya Allah menyukai tiga perkara dan membenci tiga perkara. Dan Allah membenci kalian bila kalian suka qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta.
(HR. Muslim, Hadis No 3236).
Allah membenci qila wa qala atau berkata kata berdasarkan perkataan orang, tanpa tahu sumbernya yang jelas.
Ibnu Hajar mengatakan bahwa yang dimaksud qila wa qala adalah,
حِكَايَة أَقَاوِيل النَّاس وَالْبَحْث عَنْهَا كَمَا يُقَال قَالَ فُلَان كَذَا وَقِيلَ عَنْهُ كَذَا مِمَّا يُكْرَه حِكَايَته عَنْهُ
Menceritakan perkataan orang banyak, lalu membahasnya. Juga bisa dikatakan seperti seseorang berkata bahwa si fulan berkata seperti ini atau seperti itu dan sebenarnya hal itu tidak disukai sebagai bahan cerita.
(Fath Al-Bari, 11 306-307)
Imam Nawawi mengatakan tentang qila wa qala,
الْخَوْض فِي أَخْبَار النَّاس ، وَحِكَايَات مَا لَا يَعْنِي مِنْ أَحْوَالهمْ وَتَصَرُّفَاتهمْ
Yang dimaksud adalah menceburkan diri dalam berita-berita yang dibicarakan orang, dalam hal yang tidak manfaat yang membicarakan aktivitas atau gerak-gerik orang lain.*
(Syarh Shahih Muslim, 12: 11).
Allah menghendaki kaum muslimin untuk tidak asal bicara, sebelum benar-benar mengetahui kebenaran atas sebuah berita.
Allah menghendaki kaum muslimin untuk meninggalkan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya, atau hanya sekedar membahas omongan yang dari omongan saja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
Di antara tanda kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat
(HR. Tirmidzi no. 2317 dan Ibnu Majah no. 3976
Allah juga membenci banyak bertanya yang tidak ada manfaatnya, yang bahkan hal tersebut bisa memberatkan diri sendiri atau bahkan bisa menambah beban dosa dikarenakan betujuan mengkorek aib saudaranya.
Allah pun membenci sifat orang yang menyia nyiakan harta, dalam hal ini yang dapat bermakna boros atau membelanjakan harta bukan pada yang seharusnya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلًا سَدِيدًا * يُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَٰلَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِيمًا
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah ucapan yang lurus (benar). Niscaya Allah akan memperbagus amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh dia memperoleh kemenangan yang besar.
(al-Ahzab: 70—71)
Larangan untuk besikap boros dalam menggunakan hartanya. Allah Ta’ala berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(QS. Al-A’raf: 31)
Jangan mubadzir atau memboros-boroskan harta alias membelanjakan bukan pada yang seharusnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.
(QS. Al Isro’ [17]: 26-27).
Semoga bermanfaat
Aamiin Yaa Robbal Alamiin…..
KIRIMAN : MULYANA ALUMNI 1979 SMPN JAMPANGKULON