Setelah mengambil Miqat pertama di Masjid Bir-Ali, kemudian Miqat ke dua di Masjid Qarnul Manazil dan kami jemaah travel Baitul Muminin memngambil Miqot ke tiga di Masjid Ji’ranah.
Ji’ranah adalah sebuah perkampungan di Wadi Saraf yang jaraknya kurang lebih 24 kilometer dari Masjid Al Haram, Makkah. Syekh Muhammad Ilyas Abdul Ghani dalam bukunya yang berjudul Sejarah Makkah menuliskan, kata Ji’ranah diambil dari nama seorang wanita yang hidup di daerah tersebut.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Fakihi dari Ibnu Abbas Ra bahwa surat Al-Nahl ayat 92 yang berbunyi Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali turun pada seorang wanita Quraisy dari Bani Tim yang dijuluki dengan julukan Ji’ranah. Wanita itu disinyalir sebagai seorang wanita yang terkenal dungu.
Terkait Masjid Ji’ranah ini, adalah masjid yang digunakan untuk miqat dan berihram bagi penduduk Makkah. Masjid tersebut telah diperbaharui kembali oleh Raja Fahd yang pada saat itu menelan biaya kurang lebih 2 juta Riyal Saudi dengan luas 430 meter persegi dan dapat menampung 1.000 jamaah.
Datang ke Masjid Ji’ranah selain untuk Miqat ke tiga juga ingin mengetahui sejarah terkait masjid yang penuh sejarah tersebut. Jemaah Baitul Mu’minin memang sebelum mampir ke masjid Ji’ranah berkeliling ke beberapa lokasi.
Setelah sholat di masjid Ji’ranah, jemaah Umrah BM berkumpul dan menuju bus yang sudah tersedia. Setelah berada di dalam bus seperti biasa jemaah memgambil niat Umrah. Dan kami pun kembali ke Mekkah dan menuju hotel. Setelah itu kami menuju masjid Haram untuk sholat dan melakukan Tawaf dan sa’i.
-berbagai sumber