Perjalanan panjang menuju Thaif. Thaif berjarak sekitar 80 kilometer dari Mekkah dan bisa ditempuh selama 1,5 jam jika menggunakan kendaraan. Jemaah Umrah cukup menikmati perjalanan ke Thaif ini, karena selain dipandu oleh Muthawif yang cukup memahami dan mengerti seluk beluk perjalanan menuju Thaif, juga dalam penyampaiannya selalu disertai dengan canda. Senda gurau jemaah menambah nikmatnya perjalanan menuju Thaif ini.Pesona kota Thaif memang cukup indah dan sejuk, sehingga jemaah Umrah menikmati perjalanan tersebut. Kota Thaif memang cukup terkenal dengan sejarah perjuangan syiar Nabi Muhammad SAW, letaknya berada di antara pegunungan Asir dan pegunungan al-Hada. Sepanjang perjalanan Kota Thaif diberkahi dengan tanah yang subur, walaupun komposisi bebatuan lebih mendominasi. Dengan kesuburan yang dimilikinya, maka kota Thaif terkenal dengan kekayaan produk pertanian. Berbagai jenis buah-buahan, seperti anggur, kurma, delima dan lain-lain dihasilkan oleh daerah yang subur ini. Demikian juga beragam macam sayur-mayur dan bunga-bungaan. Bunga-bungaan seperti ambar, misik, dan yasmin dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat minyak wangi. Hasil tanaman yang melimpah ruah tersebut sebagiannya diekspor ke berbagai negara. Perjalanan menuju kota Thaif, khususnya ketika melewati pegunungan Asir dan pegunungan al-Hada akan menemukan jalan yang berkelok-kelok, panjang dan menanjak hingga puncak. Tak seperti pegunungan pada umumnya, area pegunungan di sini nyaris tak ditumbuhi pepohonan, kawasan di sini nampak tandus, berbatu dan berpasir. Namun saat memasuki kota Al-Hada sebelum Thaif, akan terlihat pemandangan sebaliknya. Di sepanjang jalan terlihat pemandangan yang sejuk, sejumlah pepohonan dan perkebunan kurma nampak tumbuh subur dan tertata dengan rapi. Tampak pula beberapa rumah tradisional berdiri di tengah perkebunan itu yang membuat semakin indah pemandangan. Di sekeliling kawasan ini juga dipenuhi tempat-tempat wisata yang disediakan bagi penduduk Arab Saudi. Jika ingin mampir sejenak, di kawasan ini terdapat pula tempat untuk miqat yakni Wadi Sair Kabir. Bahkan kabarnya, para raja Saudi dan kerabatnya banyak membangun tempat peristirahatan di kota Thaif, maka karena hal ini itu pula kota Thaif dijuluki Qaryah Al-Mulk yang berarti Desa Para Raja. Kesejukan kota Thaif menyebabkan tempat ini kerap dijadikan sarana berwisata kala musim panas. Hal ini karena Thaif merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.500 meter dari permukaan laut sehingga hawanya sejuk. Selain hawa sejuk, satu hal yang membuat kota Thaif kian membuat para jamaah penasaran adalah keberadaan pohon-pohon Zaqqum. Pohon langka yang namanya tercantum dalam Al-Quran. Pohon ini memiliki duri yang tajam dan besar. Pohon ini juga merupakan jenis pohon langka yang tak tumbuh di Indonesia atau negara lainnya. Menariknya lagi, kisah tentang pohon Zaqqum ini tertuang dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah ayat 52-56. Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa para penghuni neraka kelak akan diberikan makanan yang luar biasa pahitnya dari pohon Zaqqum. Miqot di Qarnul Manazil Pada hari ke lima, jemaah umroh Baitul Muminin tour ke Thaif. Perjalanan ke Thaif ini benar-benar memberikan kepuasan tersendiri. Karena selain dipandu oleh Muthawif Ust. Kholil yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya untuk menunjukkan beberapa lokasi yang cukup bersejarah. Di samping itu, bu Eva sebagai pemandu dari Baitul Mu’minin selalu memberikan informasi-informasi terkait perjalanan ke Thaif ini. Ada beberapa lokasi yang disinggahi jemaah Umroh. Jemaah Umroh BM dalam perjalanannya ke Thaif ini tidak hanya wisata saja, melainkan berziarah dan akan mengambil Miqat ke dua di kota Thaif ini. Sebagaimana kita ketahui Thaif adalah satu masjid sebagai tempat dimulainya umrah dan haji, yaitu Qarnul Manazil. Lokasinya berjarak 94 kilometer di sebelah timur Kota Makkah. Masjid ini juga dikenal dengan nama masjid Al Sail Al Kabir. Sejarah Qarnul Manazil masih memiliki keterkaitan dengan kisah Nabi Muhammad SAW di Thaif. Yaitu kisah pertemuan Nabi dengan Malaikat Jibril. Ketika itu, dalam tahun ke-10 kenabian (619 M), Nabi pulang dari Thaif dalam keadaan sedih atas sikap dan perlakuan penduduk Makkah dan Thaif terhadap beliau. -berbagai sumber
Related Stories
March 13, 2024
January 29, 2024