Manajemen organisasi Islam adalah cara organisasi mengatur, mengelola, mengevaluasi, mengkoordinir suatu wadah atau lembaga yang memiliki visi dan misi yang sama berlandaskan Al-Qur’an dan hadist.
Organisasi Islam merupakan suatu gambaran bahwa organisasi itu membawa suatu tujuan tertentu, yakni Islam. Maksudnya ketika orang-orang berkumpul menetapkan suatu tujuan yang pencapaiannya diikat oleh etika dan prinsip Islam, maka itulah yang disebut organisasi Islam. Rumusannya bisa saja disebutkan sebagai suatu wadah di mana di dalamnya terdapat orang-orang muslim yang paling bekerjasama yang diikat oleh nilai-nilai atau aturan-aturan Islam untuk tujuan syi’ar Islam.
Adapun prinsip-prinsip manajemen organisasi dalam persfektif Islam dapat dikemukakan beberapa prinsip, yaitu:
- Tidak boros berarti tidak salah guna dan tidak membuang harta, membuang harta sama halnya dengan mubazir (orang-orang yang boros) adalah orang yang menyalahgunakan, merusak dan menghambur-hamburkan harta (Al-Isra’ ayat 26-27) atau efisiensi adalah sesuatu yang kita kerjakan berkaitan dengan menghasilkan hasil yang optimal dengan dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses pengerjaannya. (Ali Imran 191), di dalam Alqur’an dijelaskan; “(`Makan dan minumlah kamu, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak suka pemborosan (berlebih-lebihan)”.
- Pengunaan waktu sebaik-baiknya, di dalam Al-qur’an dijelaskan : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beriman dan beramal shaleh, nasehat menasehati dalam kesabaran”. (Al- ‘Ashr, ayat 1-3).
- Disiplin (tepat waktu). Pepatah Arab mengatakan , “waktu itu ibarat pedang, maka pandai-pandailah mempergunakannya, jika tidak ia akan memotong lehermu”. Nabi Muhammad saw mengingatkan: Janji adalah hutang”. Jika berjanji, maka tepatilah, dan sebutlah: “Insya Allah”.
- Loyalitas –taat kepada pemimpin selama ia berjalan pada jalur yang benar. Nabi Muhammad SAW menjelaskan: “tidak ada ketaatan dalam hal maksiat kepada Allah”.
- Orientasi ke depan, sebagaimana dijelaskan di dalam Alquran: “Hai orang-orang yang beriman, takutlah kamu kepada Allah. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok, maka takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah memberi kabar (yang baik) bagi orang-orang yang berbuat” (Al-Hasyr, ayat 18).
- Etos kerja yang kuat-bagi Islam bekerja adalah ibadah. Orientasi pekerjaan dalam Islam adalah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah: “Maka barang siapa yang berbuat baik walau hanya sebesar zarrah (biji atom) akan diperlihatkan baginya (di akhirat). Demikian juga barang siapa yang berbuat kejahatan walau hanya sebesar zarrah (biji atom) akan diperlihatkan baginya (di akhirat)” (Az-Zalzalah, ayat 7-80.
- Kebersamaan dalam hal-hal yang konstruktif, sebagaimana dijelaskan oleh Allah: “Bertolong-tolonglah kamu dalam hal kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu berkolusi dalam hal kejahatan dan permusuhan” (Al-Maidah, ayat 2).
- Musyawarah, dijelaskan oleh Allah: “Dan bermusyawarahlah dalam (segala) urusan. Maka apabila terjadi perbedaan pendapat, kembalikanlah ia kepada Allah. (Alquran) dan Rasul-Nya (Sunnah)” (Ali Imran, ayat 159).
- Berfikir positif (husn adz-dzan). Sebaiknya dibudayakan berfikir positif ketimbang selalu mencurigai setiap keadaan. Berfikir positif akan mengarahkan suasana ke arah yang kondusif. Tetapi tentu saja tidak tanpa pengawasan . Pengawasan tetap dilakukan sebagai pengontrol keadaan.
- Berakhlak, sebagaimana Nabi Muhammad saw. Menjelaskan: “Sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki /menyempurnakan akhlak yang mulia”. Dan “tegaknya suatu bangsa di ukur dengan akhlaknya”.
Unsur-Unsur yang harus ada dalam Organisasi Islam
- Adanya Tempat
- Adanya Pemimpin dan yang dipimpin
- Adanya Tujuan Yang Jelas
Kriteria Orang yang dipimpin:
- Memiliki Loyalitas yang tinggi
- Loyal pada Syari’at
- Loyal Pada Organisasi
- Loyal Pada Pemimpin
- Memiliki Sifat Istiqamah
- Menghidupkan Musyawarah
Oleh karena itu dalam organisasi Islam khususnya dalam masalah kepemimpinan, Islam mempunyai pandangan yang khas dalam masalah kepemimpinan sebuah organisasi. Kepemimpinan dalam kacamata Islam merujuk kepada kepribadian dan segenap aspek tindakan yang dimiliki oleh Rasulullah s.a.w.
Sebuah Organisasi Islam mestilah memiliki tujuan yang jelas agar tidak salah langkah. Dan perjuangan yang dilakukan tidak sia-sia. Konflik yang merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam sebuah organisasi, disebabkan oleh banyak faktor yang pada intinya karena organisasi terbentuk dari banyak individu dan kelompok yang memiliki sifat dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Lalu apakah karena berbeda kita harus terpecah??? Bukankah perbedaan itu adalah katalisator akomodasi penyatuan pikir dan pendapat ?? Bukankah Rasullullah sudah mengajarkan pada kita bagaimana menyelesaikan konflik antar suku pada saat meletakkan Hajar Aswad ??
Semoga kita kembali pada teladan Baginda Rosullullah SAW.
Wallahualam bissawab, wassalamu alaikum wr, wb.
” Bersatu dalam Akidah
Berjamaah dalam Ibadah
Toleransi dalam Ikhtilafiyah “
Dhani Husodo SE., MM.
Referensi :
Afzalur, Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Jilid I, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995
Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktek, Gema Insani, Jakarta, 2003.
Anda juga dapat menemukan ribuan Jurnal Ilmiah mengenai Islam secara percuma di link researchgate.net