Manis atau pahitnya kehidupan pada hakekatnya sama yaitu sama sama ujian, sebagai mana firman Allah Ta’ala :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
(QS. al Anbiya : 35).
Banyak yang lulus ketika diuji dengan benturan, pahit getirnya kehidupan, namun sebaliknya banyak yang gagal dan tidak lulus manakala diuji dengan kelapangan dan kesenangan.
Maka bersabarlah dikala duka serta bersyukurlah dikala suka, karena keduanya adalah ujian.
Ibnu Taimiyah rahimahullah- berkata :
فَإِنَّ فِتْنَةَ السَّرَّاءِ أَعْظَمُ مِنْ فِتْنَةِ الضَّرَّاءِ.
Sesungguhnya ujian dengan kesenangan itu lebih berat daripada ujian dengan kesusahan.
(Majmu’ Al Fatawa 14/305)
Abdurahman bin ‘Auf -radhiyallahu anhu- berkata:
اُبْتُلِينَا بِالضَّرَّاءِ فَصَبَرْنَا. وَابْتُلِينَا بِالسَّرَّاءِ فَلَمْ نَصْبِرْ
Kami diuji dengan kesempitan maka Kami pun mampu bersabar, namun sebaliknya ketika kami diuji dengan kelapangan justru kami tidak sabar.
Semoga bermanfaat
Aamiin Yaa Robbal Alamiin…..
Kiriman : Mulyana, Almumni 1979 SMP Jampangkulon