Keajaiban Menakjubkan Nabi Muhammad SAW, Kisah Air yang Mengalir dari Jari.
Masyarakat Arab mengenal Nabi Muhammad SAW sebagai orang yang amanah, jujur, suka berbuat kebajikan, dan lurus perilakunya.
Semua orang pada waktu itu sudah mengetahui pribadi beliau dan tidak ada yang mengingkarinya, selain orang-orang yang keras kepala, suka berdusta dan sombong.
Rasulullah dikenal sebagai orang tidak dapat menulis, bahkan masyarakat belum pernah melihatnya berkumpul bersama dengan orang-orang yang ahli dalam ilmu tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa di tanah kelahiran beliau memang tidak ada ilmu yang diwariskan orang-orang terdahulu. Maka Nabi datang kepada mereka, ketika berusia 40 tahun, untuk menjelaskan apa yang terjadi pada masa lampau dengan terperinci dan penuh penjelasan. Sebagai utusan Allah SWT,
Nabi Muhammad juga memiliki mukjizat. Nabi Muhammad oleh para ulama telah mengumpulkan lebih dari seribu mukjizat Nabi Muhammad. Berikut beberapa di antaranya. Pada Perang Khandaq, Nabi memberi makan kaum Muslimin yang jumlahnya banyak sekali, hampir mencapai seribu orang, hanya dengan seekor anak kambing dan satu sha gandum di rumah Jabir. Sebagaimana pada hari itu juga beliau memberikan makan mereka dengan beberapa butir kurma, yang jumlahnya sedikit, yang dibawa oleh anak perempuan Basyir. *Rasulullah juga pernah memberi makan sekitar delapan puluh orang dengan makanan yang hampir bisa digenggam oleh tangan beliau yang mulia. Hal serupa juga beliau lakukan saat pesta walimah beliau dengan Zainab binti Jahsy. Pernah pula dibawakan kepada Nabi sebuah bejana berisi air untuk berwudhu. Orang-orang ingin berwudhu bersama beliau dari bejana tersebut. Beliau mencoba mencelupkan tangannya ke dalam bejana itu, namun ternyata airnya tidak mencukupi (bagi para Sahabatnya). Kemudian, Rasulullah berdo’a memohon kepada Allah sehingga memancarlah air dari sela-sela jemari beliau.
Mukjizat lainnya, pada Perang Uhud, Rasulullah menyembuhkan mata Qatadah bin an-Nu’man azh-Zhafri. Padahal, biji matanya telah jatuh ke pipinya. Bahkan ada riwayat yang menyebutkan sudah jatuh ke tangannya. Sesudah sembuh, matanya menjadi lebih baik daripada semula. Hampir tidak bisa dibedakan dengan mata yang satunya.
Kiriman kang Mulyana, ST –> Alumni 1979 SMP Jampangkulon., Sikabumi