Pembahasan hitungan panjang dari madd jaiz munfashil di ilmu tajwid sering kali jadi topik keilmuwan yang hangat di lembaga pendidikan Al-Qur’an, baik ma’had, pesantren atau pun Rumah Tahfizh. Sebab terjadinya perbedaan panjangnya ini ialah karena thoriq Al-Qur’an.
Madd Jaiz Munfashil:
2 Harokat: Berarti membaca dengan Thoriq Thoyyibatun Nasyr, karena melalui cara baca muridnya Imam Hafsh, yakni Imam Amr bin As-Shobbah dengan thoriq Zar’an dan Al-Fil yang membaca Mad Jaiz Munfashil bisa Qashr (2 harakat). Sebaiknya diajarkan dahulu Madd Jaiz Munfashil yang 4 atau 5 harokat karena itu yang menjadi standar umum tilawah Al-Qur’an dan lembaga pendidikan Al-Qur’an seluruh dunia.
4 atau 5 harokat: Berarti membaca dengan Thoriq Syathibiyah, yang mana Imam Syathibi meriwayatkan cara bacaan ini melalui jalur muridnya Imam Hafsh, yakni Imam Ubaid bin As-Shobbah yang kemudian menjadi Thoriq Al-Hasyimi dan Thoriq Abu Thohir. Keduanya adalah murid Imam Ubaid. Ada pun Madd Jaiz Munfashil dengan kadar 4 atau 5 harokat karena dahulunya Imam Syathibi hanya menyatakan madd tawasuth saja, seluruh kitab turots ilmu qiroat dan tajwid menyatakan madd dengan panjang tawasuth berarti 4 harokat, ini yang utama. Ada pun penafsiran lain, maksud tawasuthnya adalah sedikit di bawah madd thul (6 harokat), maka disimpulkanlah panjangnya 5 harokat. Imam Ibnul Jazary penulis Thoyyibatun Nasyr lebih memilih Madd Jaiz Munfashil berkadar 4 harokat, melalui thoriq Imam Ubaid bin As-Shobbah.
note: Thoriq Al-Qur’an ialah suatu cara bacaan Al-Qur’an dari periwayat dan qiroat Al-Qur’an. Di mana yang umum beredar di seluruh lembaga Al-Qur’an yang ada di dunia, ada 3 thoriq yang tersebar yakni: Thoriq Syathibiyah, Ad Durroh, dan Thoyyibatun Nasyr (biasa disebut thoriq thoyyibah).
Oleh : Ust Ilham – Al Barokah