Siapa yang suka rezekinya dilapangkan dan usianya dipanjangkan, hendaklah ia menyambung kekerabatannya (silaturahmi).
(HR Bukhari)
Kini kita berbicara tentang silaturahmi level tertinggi.
Jika silaturahmi standard adalah dengan mereka yang mau menerima kita, dan itu saja sudah mendatangkan berbagai keistimewaan,
maka ada sebuah silaturahmi yang levelnya lebih tinggi, yaitu kepada orang yang bersikap buruk kepada kita.
Dalam Kimiya As-Sa’adah-nya Imam Al-Ghazali mengutip sebuah
hadis qudsi
yang artinya;
“+) Mengapa kalian hanya berbuat baik terhadap orang yang berbuat baik pada kalian?
+) Kalian hanya menyambung tali silaturahmi dengan orang yang bersilaturahmi dengan kalian.
+) Kalian hanya bicara dengan orang yang mengajak kalian bicara.
+) Kalian hanya memberi makan pada orang yang memberi makan pada kalian,
+) dan hanya menghormati orang yang menghormati kalian.
Tidak ada seorang pun yang lebih mulia daripada yang lain.
Yang disebut orang mukmin hanyalah yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
+) Mereka berbuat baik pada orang yang berbuat jahat kepadanya,
+) menyambung tali silaturahmi dengan orang yang memutuskan hubungan dengannya,
+) memaafkan orang yang tidak memberi maaf,
+) menunaikan amanah terhadap orang yang mendurhakainya, mengajak bicara orang yang meninggalkannya,
+) dan menghormati orang yang merendahkannya.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui atas kalian semua.”
Sekarang,
manusia bagaimanakah yang mampu melakukan silaturahmi level tertinggi ini?
+) Tentu saja hanya manusia pemaaf,
+) manusia yang tidak takut direndahkan,
+) manusia yang rendah hati,
+) manusia yang penuh cinta kasih,
+) manusia yang berakhlak mulia.
Akhirnya, kita melihat betapa penting bagi kita untuk memiliki akhlak mulia yang ciri khasnya ialah hati yang penuh cinta, karena hanya denganya kita dapat memperoleh kedudukan istimewa di sisi Tuhan. Wallahua’lam.
KIRIMAN : Mulyana, ST. Alumni1979 SMP Jampangkulon, Sukabumi
Dikutip dari Kutbah Jumat Sang Guru 181122
#jalanibarengingatAllah #https://t.me/Pelitapagihamdi