TANPA disadari Kita sering salah dalam mengambil keputusan. Keputusan itu pada akhirnya hanya menyisakan penyesalan untuk diri sendiri. Entah itu perihal memilih pekerjaan, memilih pasangan hidup, atau memilih teman dan masih banyak lagi.
Setelah Kita menyadari dan menelisik lebih dalam, ada beberapa faktor yang membuat Kita terjebak sehingga mengambil keputusan salah untuk beberapa tindakan yang berakibat fatal.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan kita terjebak dalam keputusan yang salah.
Nasihat dari orang yang salah
Tidak ada yang salah ketika Kita meminta saran dan pendapat dari teman untuk memutuskan sesuatu. Tetapi ingat, keputusan tetap berada di tangan Kita. Semua akan kembali ke Kita yang akan menjalani dan menanggung risikonya. Saran dari orang lain belum tentu cocok dengan situasi yang Kita hadapi. Berkonsultasilah dengan pakar yang ahli dibidangnya untuk meminta saran.
Terlalu memikirkan orang lain
Memikirkan orang lain dapat menyebabkan obyektifitas kita hilang dan analisa kritis jadi berkurang.
Tidak memperhitungkan konsekuensi
Sangat penting mempertimbangkan konsekuensi dalam mengambil setiap keputusan. Buat daftar keuntungan yang akan didapat dan berapa banyak risiko yang akan ditanggung ketika akan memutuskan sesuatu. Kadang Kita sering terjebak dengan iming-iming yang hanya menunjukkan keuntungan saja, tanpa mengindahkan konsekuensinya.
Berada dalam tekanan
Jika merasa ada suatu hal lebih baik untuk Kita, tapi teman-teman memengaruhi untuk membuat keputusan lain, jangan menyerah. Mereka tidak tahu situasi dan kondisi Kita. Putuskan sesuatu yang Kita yakini kebenarannya.
Menuruti emosi sesaat
Setiap orang memiliki firasat dalam dirinya. Namun, mereka sering terjebak dengan suatu hal yang tampak bagus dari luar. Sehingga mereka kesulitan mengikuti kata hati.
Tidak sadar bahwa sesungguhnya kita tidak tahu.
Mengutip pendapat dari ‘Ulama terdahulu dalam kitab “Ta’lim Muta’alim fii Thariqi Ta’alumi”, yang berbunyi “Keajaiban yang paling ajaib di alam semesta adalah ketika Orang yang yang tidak tahu tidak menyadari bahwa dirinya sebenarnya tidak tahu”.
Bid. SDM