Setiap Guru sejati lahir membawa perahu. Untuk menyebrangkan banyak sekali mahluk menderita di alam yang penuh penderitaan ini. Sedihnya, tidak semua mahluk bisa diangkut di hidup ini. Tidak saja karena kemampuan perahunya terbatas, tapi juga karena bhakti orang-orang juga terbatas.
Agar ikut terangkut, seawal mungkin kembangkan bhakti. Dalam cerita Milarepa di Tibet, bahkan kesalahan super berbahaya pun bisa dimurnikan oleh bhakti mendalam pada Guru sejati. Dalam cerita Bima di India, bahkan bhakti mendalam pada Guru palsu bernama Drona pun menyelamatkan.
Jika tidak bisa berbhakti langsung pada Guru sejati, cukup ikut menyebarkan apa yang diajarkan. Jika tidak bisa mengerti apa yang diajarkan, ambil satu inti sari yang diajarkan, kemudian dilaksanakan. Tanda bhakti seseorang tepat sederhana, semakin lama di dalam terasa semakin sejuk.
At-Taubah (9) : 128-129
لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ࣖ
Maka jika mereka berpaling , maka katakanlah, “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.