Harapan itu harus disertai amal nyata, jika tidak maka ia hanyalah angan-angan belaka.
(Syekh Ibnu Atha’illah, Al-Hikam)
Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa harapan (ar-raja’) yang sesungguhnya adalah harapan yang dapat memotivasi seseorang untuk berjuang dalam bekerja dan beramal.
Biasanya orang yang berharap sesuatu, maka dia akan berusaha mencarinya. Sebaliknya, orang yang merasa takut terhadap sesuatu, maka dia akan berusaha untuk menghindarinya.
Jika harapan kepada Allah tidak dibarengi dengan amal, bahkan pelakunya malas-malasan untuk bekerja, justru akan mendorong kepada maksiat dan dosa.
Karena itu, para ulama mengatakan bahwa harapan semacam itu hanyalah angan-angan, sebab harapan harus disertai dengan amal. Yang seperti tu bukan harapan, melainkan ketertipuan.
Rasulullah SAW bersabda, orang yang baik adalah orang yang menghinakan dirinya sendiri dan beramal untuk masa setelah kematiannya.
Sedangkan orang yang buruk adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berharap dari Allah dengan harapan-harapan palsu.
Kiriman : Kang H. Mulyana Alumni1979 SMP Jampanglulon, Sukabumi
#tasawufunderground #jalanibarengingatAllah #https://t.me/Pelitapagihamdi