Ada seorang sahabat bertanya,” pak, bagaimana memilih teman yang baik ? ”.
Sepintas saya merenung. Ya memang kadang sulit memiliki sahabat. Kadang seperti memilih istri yang akan menemani seumur hidup, memilih sahabat adalah proses pencarian jiwa. Menurut psikolog, kecocokan minimal 75% atau lebih baru bisa menjadi sahabat, kecocokan dengan range 50% – 70% adalah zona teman. Sedang kecocokan dibawah 50% dipastikan tidak bisa menjadi teman apalagi sahabat. Apapun teorinya, sahabat memang saling melengkapi, saling memberi tanpa pamrih dan tanpa itung itungan.
Kembali pada pertanyaan sahabat tadi, setelah saya merenung sejenak, saya berkata pada beliau ; “ Carilah yang memiliki karakter seperti Rosulullah. Jika untuk mencari teman atau sahabat, cukuplah mempunyai sifat Sidiq dan Amanah. Jika memilih pemimpin, selain sidiq dan amanah, mestilah mempunyai sifat Fathonah dan Tabliq”. Sejurus kemudian teman saya tertawa, “ ah lupa saya, nabi kita kan sudah mencontohkan”. Kelihatannya dia memang lupa, padahal seorang lulusan Tarbiyah yang mestinya memiliki pemahaman mendalam soal ini. Mungkin dia sedang dalam tekanan, kekecewaan atau keputus asaan yang diakibatkan satu kelompok atau seseorang.
Sifat Nabi Muhammad yang paling banyak di jadikan acuan memang ada 4 : Siddiq, Amanah, Fathonah dan Tabliq. Tetapi di dalam penjabarannya, masing masing sifat memiliki spektrum luas dalam implementasi nya. Kita lihat tabel dibawah penjabaran masing masing sifat nabi.
Siddiq
- Jujur
- Berkata benar
Amanah
- Bisa Dipercaya
- Disiplin
- Integritas
- Responbilitas
- Akuntabilitas
- Taat hukum/aturan
- Menepati kesepakatan/janji/sumpah
Fathonah
- Cerdas
- Kapabilitas
Tabliq
- Tawadhu
- Bijak
- Luwes
- Teladan
- Sabar
- Rendah hati
- Pemberani
Luar biasanya, semua penjabaran karakter itu adalah apa yang dipelajari dan dijadikan teori dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Banyak sekali pemikir barat yang merumuskan pola pola manajemen sumber daya manusia dengan berbagai teori. Tetapi oleh Islam semua teori itu diringkas menjadi 4 sifat dasar Nabi.
Artinya secara tidak langsung para pemikir barat itu menjadikan Nabi Muhammad SAW menusia ideal yang harus dicontoh. Bukan hanya dalam konteks teori , tetapi sudan menjasi contoh yang nyata dan sudah membuat sejarah umat manusia.
Kita umat muslim, sering lupa dan terlena dengan banyak nya ilmu yang kita pelajari dan miliki. Sering kali terlena dengan romantisme keilmuan, pemahaman, materialisme , prestise , pengakuan dan lain lain tetapi sering kali lupa bahwa sebagai pondasi, kita mesti mencontoh dan memiliki sifat sifat dasar nabi terlebih dahulu.
Nah, jika kita mengaku umatnya, bukankah kita harus menirunya? Menjadikannya role model ? jadi jangan mimpi mendapat syafaat dari Rosullullah jika kita tidak mau menjadikan nya contoh dan menerapkan nya dalam kehidupan kita sehari hari.
Wasalam,
PAS